Selasa, 22 Februari 2011

Letusan Matahari Membawa Berkah

Letusan Matahari Membawa Berkah

Gelombang radiasi dan partikel dari Matahari justru menyapu sejumlah sinar kosmik dengan energi ultra tinggi berbahaya yang datang dari luar sistem tata surya.
VIVAnews - Meski dramatis, letusan dahsyat Matahari pada 14 Februari lalu ternyata tidak sampai memaksa astronot di Internal Space Station untuk lari berlindung. Malah, tampaknya letusan matahari itu membantu menurunkan dosis radiasi yang diterima astronot.
Letusan yang terjadi tersebut, yang merupakan letusan terbesar selama empat tahun terakhir, mengirimkan gelombang radiasi besar dan partikel yang bergerak cepat ke arah Bumi. Setelah letusan itu, Matahari tetap aktif. Bahkan empat hari kemudian, ia kembali melontarkan lidah api besar.
Beruntung, stasiun ruang angkasa ISS berada di jarak 354 kilometer di atas permukaan laut. Ia masih dilindungi medan magnet pelindung milik Bumi yang melindungi dari badai luar angkasa pada umumnya.
“Jika astronot tetap berada di dalam stasiun ruang angkasa, ia tidak dalam bahaya,” kata Frank Cucinotta, Chief Scientist of Space Radiation Program, NASA, seperti dikutip dari Space, 22 Februari 2011. “Bahkan radiasi dari letusan matahari itu membawa berkah,” ucapnya.
Cucinotta menyebutkan, yang jauh lebih mengkhawatirkan bagi astronot justru adalah sinar kosmik galaksi yang datang dari tempat lain. “Gelombang radiasi dan partikel dari Matahari justru menyapu sejumlah sinar kosmik dengan energi ultra tinggi yang datang dari luar sistem tata surya,” ucapnya.
Sebagai informasi, sinar kosmik yang beredar umumnya terdiri dari proton berenergi tinggi yang dilahirkan oleh ledakan supernova dan kejadian dramatis lain yang terjadi di seluruh penjuru alam semesta. Gelombang ini terus menerus membanjiri tata surya kita dari jauh, dan mereka jauh lebih sulit diatasi dibandingkan dengan radiasi dari Matahari kita.
Atmosfir Bumi mampu melemahkan sinar kosmik, sehingga astronot menerima dosis radiasi jauh lebih tinggi dibanding mereka yang tinggal di bumi. Partikel yang bergerak dalam kecepatan tinggi bisa memasuki kulit dan daging manusia, menghantam sel tubuh dan merusak DNA. Sejalan dengan waktu, manusia yang terimbas radiasi secara terus menerus berpotensi terkena kanker dan masalah kesehatan lain.
Namun demikian, badai Matahari yang terjadi pekan lalu justru mereduksi eksposur terhadap radias kosmik. “Gelombang magnetik milik Bumi mampu memantulkan partikel kosmik,” kata Cucinotta. “Sehingga, saat radiasi Matahari tiba di Bumi, ia menyapu banyak sinar kosmik yang berada di hadapannya,” ucapnya.
Fenomena ini disebut sebagai “Forbush decrease” dan pernah terjadi di tahun 2005 lalu. Ketika itu, radiasi sinar kosmik dari penjuru alam semesta berhasil disapu oleh gelombang radiasi dari Matahari hingga berkurang sekitar 30 persen.
Artinya, meski badai yang terjadi di Matahari berpotensi merusak, misalnya mengganggu infrastruktur listrik dan komunikasi di seluruh dunia, dahsyatnya kekuatan radiasi itu juga membawa berkah yakni membuat gelombang pelindung bagi astronot yang berada di ratusan kilometer di atas Bumi.

sumber: yahoo

Istri Colin Firth "Hijau" di Karpet Merah

Istri Colin Firth "Hijau" di Karpet Merah Senin, 21 Februari 2011 | 17:42 WIB
CONNECT.IN.COM
LONDON, KOMPAS.com -- Sementara aktor Colin Firth telah mengumpulkan penghargaan demi penghargaan dari perannya dalam film The King's Speech, sang istri, Livia Giuggioli (41) menantang dirinya sendiri untuk hanya mengenakan produk-produk fashion dari bahan ramah lingkungan untuk acara-acara pemutaran perdana film dan penganugerahan penghargaan yang dihadarinya bersama suaminya.
Namun, produk-produk fashion yang dikenakan oleh ibu dua anak ini tak hanya ramah lingkungan, tapi juga memesona sebagai karya desain.
Giuggioli, yang memiliki toko produk-produk ramah lingkungan dan blog berjudul The Green Carpet Challenge di Vogue.com, mengatakan, "Itu merupakan sebuah kesempatan bagi saya untuk berpikir... tak hanya soal tampilan estetis pakaian--jelas itu penting di karpet merah, namun juga soal struktur, proses pembuatan, dan tahan lama dikenakan."
Dari "merampas" busana ibunya hingga menggunting stelan lama Colin, ia membuktikan bahwa anda bisa tetap tampak glamor dengan mengenakan fashion yang "hijau".

Dokter Muda Teladan

Dokter Muda Teladan
Kamis, 10 Februari 2011 | 10:40 WIB
Sang Teladan
Setiap akhir pekan, kita selalu berpikir untuk menghabiskan waktu di tempat-tempat relaksasi. Bisa rumah, mall, toko buku atau salon untuk sekedar bersantai. Tapi pernahkah dari kita yang berpikir untuk menghabiskan waktu di tempat pembuangan sampah?
Ya, tempat pembuangan sampah di Jakarta. Di situlah berkumpul segala bentuk dan bau tak sedap dari barang-barang atau sisa-sisa makanan yang sudah dibuang oleh pemiliknya. Di sana, sampah menggunung dalam arti sebenarnya, ditimbun dalam tumpukan yang teramat tinggi melebihi ketinggian rumah, dan menimbulkan kengerian bila sewaktu-waktu tumpukan tersebut longsor. Gerombolan lalat berwarna hitam, mendengung-dengung dan memenuhi udara, serta bau busuk menebar hingga berkilo-kilo meter jauhnya.
Di situlah, seorang dokter muda bernama Magda yang juga konsultan medis senior di salah satu perusahaan swasta, menghabiskan setiap akhir pekannya. Ia tergerak hatinya untuk membantu para pemulung yang sehari-harinya mengais rejeki dari tumpukan barang-barang yang membusuk itu. Dokter Magda tergerak dan menjawab panggilan hatinya untuk mengulurkan tangan untuk mereka.
Untuk seorang pemulung, apalah artinya fasilitas kesehatan. Bagi mereka, makan, pakaian dan tempat tinggal saja sudah cukup.Fasilitas kesehatan boleh dibilang merupakan suatu kemewahan yang tidak dapat mereka nikmati. Karena alasan itulah, hati dokter Magda tergerak melayani mereka di tempat itu.
Kegiatan dokter Magda, yang semula dimulai dari kegiatan kunjungan sesekali waktu dan pemberian penyuluhan kepada para pemulung tentang kesehatan serta pengobatan di tempat, lama-lama berkembang menjadi kegiatan yang ia lakukan rutin di setiap akhir pekan. Tak jarang, ia mengajak rekan-rekan seprofesinya dan  mengadakan pengobatan masal bagi komunitas pemulung di daerah itu dan membagi-bagikan pula beberapa sarana kebersihan seperti sabun, dan bahkan sepatu boot dan kaos tangan karet, yang membantu melindungi kaki dan tangan pemulung itu dari luka dan infeksi saat mereka bekerja.

Semua ini, dilakukan oleh dokter Magda dengan swadaya materi yang ia punyai, dan dukungan dari suaminya serta beberapa rekan-rekannya yang ikut terpanggil untuk membantu kegiatan Magda. Bahkan pernah, suatu saat, ia harus menyisihkan sebagian dari penghasilannya untuk membiayai perawatan berbulan-bulan salah seorang pemulung yang terserang TBC kronis, dan paru-parunya sudah tidak utuh digerogoti oleh penyakit.
Magda menyadari, bahwa kegiatannya di tempat pembuangan sampah ini mempunyai banyak tantangan. Bukan hanya dari segi pendanaan, tetapi juga medan yang ia hadapi. Bau busuk yang menyengat yang bahkan tercium jauh dari tempat itu, lalat yang beterbangan,  dan ancaman infeksi kuman serta gunungan sampah yang beresiko  longsor, menjadi tantangan terbesar di awal pelayanan Magda. Magda sempat hampir menyerah, tetapi ia teringat, bahwa bila ia menyerah, maka akan sulit baginya untuk meyakinkan rekan-rekan seprofesinya yang lain untuk melakukan hal yang sama bagi komunitas terpinggir macam pemulung ini.
Yang mengharukan, Magda tak pernah kekurangan semangat dalam melakukan pengabdiannya yang luar biasa ini. Para pemulung yang sekarang menjadi teman-teman dekatnya, menjadikan Magda sebagai seorang sosok figur penolong yang menjadi idola mereka, dan menjadi  tempat mereka meminta saran dan nasihat bahkan untuk urusan di luar kesehatan. Yang membuat Magda semakin bersyukur, ia melihat bahwa, semakin ia memberikan pelayanan, semakin banyak pula dukungan dana dan sering kali dukungan tenaga, dari teman-temannya dan orang-orang yang bersimpati pada kegiatan Magda. Saat ini, setelah beberapa lama melakukan pelayanannya sendiri, kegiatan Magda mendapatkan simpati dan dukungan tenaga serta dana dari sebuah Yayasan Swasta. Magda masih mempunyai cita-cita untuk mendirikan klinik kecil yang tidak jauh dari lingkungan pemukiman para pemulung. Beberapa rekan-rekannya sudah menyatakan dukungannya untuk membantu Magda bila klinik nanti itu telah berdiri.
Pernahkah Anda mengenal sosok lain semacam Magda? Seringkali, sosok yang penuh keteladanan seperti Magda ini tidak pernah terekspos dan mendapatkan penghargaan yang semestinya mereka peroleh, serta dukungan bagi kegiatan mereka. Mereka adalah Para Teladan yang memberikan pelayanan dan pengabdian tanpa pamrih, khususnya di bidang kesehatan. Para Teladan semacam ini, bukan hanya para dokter atau tenaga medis yang lain. Tentunya Anda pernah mengenal orang-orang yang meskipun tidak mempunyai latar belakang pendidikan medis, tetapi berdedikasi  untuk memberikan pelayanan bagi komunitas orang dengan penyakit tertentu seperti HIV/ AIDS, Lupus, kanker, dan lain-lain.
Kenalkah Anda akan sosok teladan semacam ini? Kini saatnya Anda memberikan penghargaan lebih kepada Sang Teladan Anda. Daftarkan profil Sang Teladan Anda di www.sangteladan.com dan sebarkan berita pencarian Sang Teladan ini kepada teman-teman Anda. Usaha Anda membantu sebarkan berita pencarian Sang Teladan via Facebook, Twitter, atau email akan mendapatkan kesempatan untuk memenangkan 5 iPad + 100 Tas Laptop.
Bersama Decolgen, mari kita berikan penghargaan bagi pengabdian mulia para teladan yang telah mengabdikan dirinya bagi peningkatan kesehatan di Indonesia, dan jadikan mereka sosok inspiratif yang akan menggugah banyak orang mempunyai keberanian untuk melakukan hal yang sama.

Sumber: Kompas,  Kamis, 10 Februari 2011 | 10:40 WIB

Selasa, 15 Februari 2011

Sepak Bola Modern ala Riedl

Selasa, 15 Februari 2011 | 17:34 WIB
KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES
Pelatih Tim Nasional Indonesia, Alferd Riedl (kanan), didampingi oleh Asisten Pelatih Wolfgang Pikal.
TERKAIT
JAKARTA, KOMPAS.com — Sejak mengambil alih posisi sebagai pelatih tim nasional Indonesia, Mei tahun lalu, Alfred Riedl selalu menanamkan filosofi menyerang di dalam timnya. Tak masalah siapa lawannya, tim nasional akan selalu bermain keluar menyerang.
Bisa kita lihat pada turnamen Piala AFF lalu di mana Riedl selalu memberi instruksi timnya untuk bermain terbuka. Hasilnya, tim nasional berhasil memenangkan enam dari tujuh laga di turnamen regional tersebut.
Melawan tim kelas dunia, seperti Uruguay, Riedl juga menerapkan filosofi yang sama. "Tim Merah-Putih" bahkan sanggup unggul lebih dulu, sebelum akhirnya perbedaan stamina dan kualitas pemain-pemain Uruguay mengubah hasil pertandingan.
Di mata kedua asistennya, Widodo Cahyono Putro dan Wolfgang Pikal, Riedl telah memberi kemajuan pesat pada permainan tim nasional Indonesia yang selalu penuh gairah.
"Alfred ini mengembangkan sepak bola modern dalam kepelatihannya dan secara tidak langsung saya juga belajar dari dia. Banyak manfaat yang saya ambil dari dia, meski dia keras, disiplin, tetapi sepak bola yang benar dan bagus memang seperti itu," kata Widodo, Selasa (15/2/2011).
Widodo melanjutkan, Riedl selalu menolak adanya intervensi pihak luar kepada timnya. "Tapi, kalau sekadar masukan positif, Alfred pasti terima. Yang jelas, Alfred tidak mengajarkan individu untuk menjadi bintang dalam timnya, tetapi ia justru menjadikan timnya secara keseluruhan menjadi bintang," sambung Widodo.
Riedl juga dikenal sebagai sosok yang sangat detail dalam hal-hal kecil pada sesi latihannya. Ia selalu tahu jika pemainnya melakukan kesalahan dan langsung melakukan koreksi.
"Dia benar-benar bisa mengerti pemain karena dia dulu juga pemain di tim nasional Austria. Untuk saya, kerja sama dengan dia sangat gampang, enak, saya banyak belajar, dan dia juga sangat komunikatif. Dia juga mau terima masukan dari saya dan Widodo," kata Pikal.
Kelebihan lain dari Riedl adalah kemampuannya mencium bakat-bakat muda terbaik Indonesia. Dengan kerja sama yang harmonis bersama Badan Tim Nasional, Riedl berani memanggil pemain-pemain belia, seperti Oktovianus Maniani dan Yongki Aribowo. Terbukti, ketiganya sukses menjadi pilar baik di tim nasional senior atau U-23.
"Saya optimistis kita bakal sukses bersama Riedl, dengan catatan, semua juga mendukung kami," tuntas Widodo.

SUMBER: KOMPAS

Mubarak Ternyata Orang Terkaya di Dunia



The Guardian
Gamal Mubarak (kiri) dan ayahnya, Hosni Mubarak (kanan)
KOMPAS.com — Mantan Presiden Mesir Hosni Mubarak diperkirakan merupakan orang terkaya di dunia dengan kekayaan mencapai 70 miliar dollar AS. Kekayaan keluarga Mubarak dilaporkan mencapai 70 miliar dollar AS, di mana sebagian besar di antaranya disimpan di sejumlah bank Swiss atau diinvestasikan untuk real estate di New York, Los Angeles, serta London.
Kekayaan senilai 70 miliar dollar AS itu menempatkan Mubarak di posisi orang terkaya di dunia dengan menyisihkan pengusaha Meksiko, Carlos Slim Helu, dengan kekayaan senilai 53,5 miliar dollar AS serta pendiri Microsoft, Bill Gates, orang terkaya di AS dengan kekayaan mencapai 53 miliar dollar AS.
Menurut Amaney Jamal, profesor politik Universitas Princeton, seperti dikutip jaringan televisi berita ABC di AS, kekuasaan Mubarak selama 3 dasawarsa di Mesir telah membuka keleluasaan sebesar-besarnya dalam menetapkan keputusan pemerintah apa pun. Sementara kepada ABC, Christopher Davidson, profesor ilmu politik Timur Tengah di Universitas Durham, Inggris, menerangkan, Mubarak bersama istri dan kedua putranya telah berhasil mengumpulkan kekayaan melalui kemitraan bisnis dengan sejumlah pengusaha asing.
Peraturan di Mesir mengatur kewajiban bagi pengusaha asing untuk menyerahkan 51 persen saham dari sebagian besar usaha ke kalangan bisnis lokal. Laporan media Mesir menyebutkan, pihak penyidik tengah melacak harta tersembunyi dari para sekutu Mubarak termasuk di antaranya kekayaan yang diduga dikuasai oleh mantan menteri dalam negeri Habib Ibrahim El-Adly senilai 1,2 miliar dollar AS.

sumber: Kompas
             Selasa, 15 Februari 2011 | 13:36 WIB

Selasa, 25 Januari 2011

PROFIL NEGARA SWISS

Konfederasi Swiss (Schweiz, Suisse, Svizzera, Svizra) atau dalam bahasa Latin Confoederatio Helvetica, adalah sebuah negara federal berisi 26 canton di Eropa Tengah yang berbatasan dengan Jerman, Perancis, Italia, Liechtenstein dan Austria. Swiss adalah negara yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari Pegunungan Alpen. Swiss dikenal sebagai negara netral namun tetap memiliki kerjasama internasional yang kuat.

Swiss terbagi atas 26 kanton, enam daripadanya kadang-kadang dianggap sebagai "separuh kanton" karena berawal dari pemisahan tiga kanton dan dampaknya hanya ada satu wakil dalam Dewan Negara. Ibukota negara ini adalah Bern. Kota-kota penting lainnya adalah Zurich, kota terbesar di Swiss (yang dinobatkan sebagai kota yang memiliki kualitas hidup terbaik di dunia pada tahun 2006[1] dan 2007[2].), dan Jenewa, yang menjadi lokasi berbagai badan internasional seperti PBB, WHO, ILO, dan UNHCR.

Swiss berbatasan dengan Jerman, Perancis, Italia, Austria dan kerajaan kecil Liechtenstein. Masyarakat Swiss menuturkan banyak bahasa dan terdapat empat bahasa resmi, iaitu bahasa Jerman, Perancis, Italia dan bahasa Romansh yang kurang populer.
Swiss kaya dengan sejarah sebagai sebuah negara yang netral tanpa memandang masa perang atau damai (dan tidak pernah terlibat dalam perang terhadap pemerintahan asing sejak tahun 1815). Oleh karena itu, Swiss dijadikan tuan rumah pelbagai organisasi internasional seperti PBB yang, meskipun markas besarnya ada di New York City, namun banyak mendirikan kantor di Swiss.

Nama Swiss dalam bahasa Latin, Confoederatio Helvetica yang berarti Konfederasi Helvetika, dipilih untuk menghindari pemilihan salah satu dari keempat bahasa resmi Swiss (bahasa Jerman, Perancis, Italia, dan Romansh). TLD negaranya, .ch, juga diambil dari nama ini. Dari ke-26 kantonnya, 17 berbahasa Swiss-Jerman, 4 Swiss-Romande/Prancis, 1 Italia, 3 bilingual Jerman-Prancis dan 1 trilingual.

Sebutan-sebutan yang sering dipakai untuk menyebut pada Swiss dalam bahasa Perancis (Confédération suisse), bahasa Italia (Confederazione Svizzera) dan bahasa Romansh (Confederaziun svizra) diterjemahkan sebagai "Konfederasi Swiss"). Schweizerische Eidgenossenschaft merupakan istilah bahasa Jermannya yang terdapat pada dokumen resmi. Nama Latinnya "Confœderatio Helvetica" (Konfederasi Helvwtia) dan TLD negaranya "ch" untuk internet dan plat mobil berkaitan dengan Helvetii, suku Keltik kuno yang pernah menduduki pegunungan Alpen. Swiss menandai 1 Agustus 1291 sebagai hari kemerdekaannya; mengikut sejarah negara ini yang awalnya merupakan suatu negara gabungan, kemudian menjadi persekutuan sejak tahun 1848. 1 Agustus dijadikan cuti umum yang mana bank dan kantor pos serta juga kantor administrasi umum ditutup.

Sistem pemerintahannya sangat bagus, benar-benar mencerminkan dan menyerap keanekaragaman penduduknya. Sebagai negara federal, demokrasinya bersifat "langsung", tapi diwakili oleh Majelis Federal. Parlemen ini memilih tujuh orang untuk menjadi "pemerintah". Ketujuhnya berstatus menteri, mengepalai departemen, dan salah satunya menjadi presiden selama satu tahun secara bergiliran. Presiden digilir setiap tahun!